Jamiaki, Tasawuf dan Filsafat Naturalisme


Jamiaki, Tasawuf dan Filsafat Naturalisme

Penulis : Irfan Soleh


Destinasi liburan akhir tahun 2023 sebagian guru-guru IQBS adalah Puncak Jamiaki. Salah satu wisata dengan ketinggian 1020 Meter diatas permukaan laut di desa Medanglayang, kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Kami berangkat kompoi menggunakan motor dari Pesantren Raudhatul Irfan ba'da dzuhur sekitar jam setengah dua kemudian sampai di pos pertama setengah tiga sore. Tidak hanya sebatas rekreasi, kami mengajak guru-guru ke camping di puncak jamiaki tetapi kami ingin memperkenalkan tujuan pendidikan Raudhatul Irfan yang mengutip imam Al Ghazali dalam kitab Jawahirul Qur'an dimana tujuan dari Quran adalah mengajak hamba menuju Allah SWT. Gathering ke puncak jamiaki mengajarkan konsep Tasawuf dengan membaca alam raya untuk sampai kepada-Nya juga sedikit memperkenalkan konsep Filsafat Naturalisme, seperti apa kaitannya?

Kami menunggu sholat asar sebelum kami berjalan kaki mendaki sampai ke 1020 mdpl, awalnya cuma disuguhi gerimis, namun ketika kami mendaki selama 10 menit hujan semakin besar, membuat kami semua cukup kesulitan ketika track perjalanan tanah jalan setapak. karena membawa ibu-ibu dan bapak-bapak yang belum punya pengalaman mendaki, perjalanan kami tempuh selama hampir satu jam berjalan kaki. Cape, dingin, pegel namun sejujurnya kami semua sangat menikmati pendakian tersebut. banyak pelajaran yang kami dapatkan dari mulai kegigihan, kebersamaan, kekompakan, sifat pantang menyerah dan yang paling penting adalah belajar melawan hawa nafsu belajar mujahadah melawan berbagai macam tantangan dan rintangan 

Sampai di Puncak jamiaki dengan badan basah kuyup, kami semua mulai dengan pembagian tenda, bersih-bersih dan shalat magrib berjamaah. Hujan pun reda, akhirnya kami bisa berjamaah ditengah-tengah pohon pinus dengan pemandangan lampu-lampu rumah daerah Ciamis yang tampak indah sekali. Ucapan subhanalloh dengan kekaguman akan kuasa dan ke Maha Besaran Allah betul-betul terasa karena kami merasakan keindahan alam yang luar biasa. Kami tidak hanya melihat indahnya Alam dan pemandangan dari atas puncak tetapi kami merasakan betapa Agung nya Allah SWT. Kami mencoba memahami Alam sebagai realitas spiritual yang tidak akan lepas dari yang sakral. Relasi manusia, alam dan Tuhan ditinjau dari perspektif Tasawuf membuat insya Allah bisa membuat kita lebih dekat pada-Nya. berdzikir dengan keindahan alam dalam syahdu indahnya malam, sungguh nikmat luar biasa

Tujuan dari pendidikan Raudhatul Irfan adalah mengajak seluruh civitas Raudhatul Irfan kepada Allah SWT. pesan itupun kami sampaikan dengan mengajak merasakan keindahan alam karya Sang Pencipta. Selepas shalat magrib dan rutinitas dzikir, kami lanjutkan dengan kultum yang membahas dua macam filsafat pendidikan yaitu natulralisme dan idealisme. Menurut Fakhrudin Faiz filsafat idealisme ciri-cirinya adalah mind is a center of reality, teacher centered, guru sebagai instruktur, tujuannya self-formation, perkembangannya guided development, kurikulumnya penekanannya pada ilmu, metode nya lecturing atau guiding sementara filsafat naturalisme ciri-cirinya adalah nature is a center of reality, child centered, guru itu behind the scene, tujuannya self realization, perkembangannya autonomous development, kurikulumnya penekanan pada karakter, dan metode nya learning by doing.

Naturalisme itu fokus pada alam, membaur dengan alam. Rabindranat Tagore mengungkapkan bahwa ungkapan diri Tuhan melalui alam lebih terasa daripada melalui institusi buatan manusia. Oleh karena itu menurut beliau pendidikan anak harus dalam lingkungan alam sehingga ia dapat mengembangkan cinta untuk segala sesuatu di sekitarnya. Metode mengajarnya pun salah satunya adalah Teaching by Traveling. tidak hanya di dalam kelas tetapi dengan traveling bersentuhan langsung dengan alam. Fokusnya pada anak dan guru hanya sebatas mengarahkan dibelakang layar. Harapannya dengan acara ke puncak Jamiaki ini sedikit mengenalkan kepada Guru-guru IQBS tentang filsafat naturalisme yang menekankan learning by doing, jadi kami istilahkan sebagai learning by traveling, learning by camping and learning by gathering.


Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 26 Desember 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar