Membincang Tujuan Pendidikan bersama Wali Santri Raudhatul Irfan



Membincang Tujuan Pendidikan bersama Wali Santri Raudhatul Irfan

Penulis : Irfan Soleh


Pengajian Triwulan Wali santri edisi Sabtu 23 Desember 2023 mengusung tema Tujuan Pendidikan. Tema ini sengaja dibahas agar Wali santri bisa memahami akan dibawa kemana putra putri mereka pada akhirnya melalui proses pendidikan di Raudhatul Irfan. saya awali pembahasan dengan mengutip UU Sisdiknas 2003 mengenai tujuan pendidikan yaitu untuk "berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab". Apa tujuan pendidikan di lembaga pendidikan Raudhatul Irfan?

Ciri khas Pesantren Raudhatul Irfan juga sekolahnya baik SMPIT maupun SMAIT IQBS adalah konsep Quranicpreneur nya sehingga kami mendaklarasikan sebagai The Quranicpreneur School. Sebagai sekolah entrepreneur Qurani kami melihat tujuan kami harus selaras dengan tujuan al Quran. Menurut Imam Al Ghazali dalam kitab Jawahirul Quran tujuan tertinggi Al-Qur'an adalah mengajak para hamba kepada Sang Penguasa yang mahaluhur, Tuhan dunia dan akhirat, Pencipta seluruh langit, termasuk langit tertinggi, dan Pencipta seluruh bumi, termasuk bumi terbawah, Pencipta segala yang ada di antara langit dan bumi, Pencipta apa pun yang ada di balik tanah. Singkatnya mengajak seluruh civitas Raudhatul Irfan menuju Allah SWT

Mengajak seluruh civitas Raudhatul Irfan menuju Allah berarti mengharuskan adanya perjalanan menuju Allah, seberapa jauh perjalanan menuju Allah? Ibnu Athoillah dalam kitab al Hikam menyatakan bahwa Jika bukan karena medan nafsu, tentu tak akan ada perjalanan orang-orang yang menuju Allah karena tak ada jarak antara dirimu dan diri-Nya yang harus kautempuh. Menurut Ibn Athoillah jarak itu adalah syahwatmu sendiri. Jika syahwat ini tidak ada, kau tidak perlu berjalan jauh atau menempuh jalan menuju Allah karena jarak tersebut tidak ada. Jarak yang harus kautempuh itu adalah syahwatmu sendiri yang menjadi penghalang dan yang harus kausingkirkan. Syahwatmu menjadi hijab terbesar yang menghalangimu dari Allah. Dengan mengekang dan mematikannya, kau akan sampai kepada Allah

Cara agar bisa mengendalikan Syahwat atau hawa nafsu adalah dengan Mujahadah, berjuang melawan hawa nafsu dengan menyapihnya, membawanya keluar dari keinginan-keinginannya yang tercela dan mengharuskannya untuk melaksanakan syariat Allah, baik perintah maupun larangan. Menurut Syeikh Abdul Qadir Isa dalam kitab Haqaiqu Tasawuf Mujahadah dilakukan secara gradual sesuai dengan fase perjalanan seseorang menuju Allah. Yang pertama kali harus dilakukannya adalah membebaskan dirinya dari segala macam maksiat yang berkaitan dengan anggota badan yang tujuh, yakni lisan, telinga, mata, tangan, kaki, perut dan kemaluan. 

Kemudian dia menghiasi ketujuh anggota badan tersebut dengan melakukan ketaatan-ketaatan yang sesuai dengan masing-masing. Ketujuh anggota tubuh tersebut adalah jendela-jendela yang menghubungkan ke hati. Apabila yang dilimpahkan oleh ketujuh anggota tubuh ini ke dalam hati adalah kegelapan maksiat, maka hati akan menjadi keruh dan sakit. Sebaliknya, apabila yang dilimpahkannya adalah cahaya ketaatan, maka hati akan bercahaya dan sembuh dari sakitnya. Lalu dia berpindah untuk melakukan mujahadah terhadap sifat-sifat batin. Sifat-sifat batin yang buruk, seperti sombong, ria, marah dan lain- nya, dia ganti dengan sifat-sifat yang terpuji, seperti tawadhu, ikhlas dan penyantun

Ketika Wali Santri sudah memahami tujuan dan cara nya tinggal evaluasi sudah sejauh mana putra putri kita sampai pada tujuan, sudah sejauh mana perjalanan mereka menuju Allah, sudah sejauh mana usaha mereka melawan hawa nafsunya, indikatornya sebagaimana tercantum dalam UU sisdiknas yaitu beriman bertaqwa dan berakhlaq mulia. jika mereka sudah menjadi pribadi-pribadi yang berakhlaqul karimah, mudah-mudahan itu pertanda mereka sudah on the track menuju tujuan. Sehingga momen pembagian raport seharusnya jangan hanya melihat nilai kognitifnya tetapi silahkan buat raport akhlaq mereka, mumpung momen liburan jadi bisa secara langsung kita menilai dan mengevaluasi sudah sejauh mana perjalanan putra putri kita menuju Allah SWT, semoga kita semua bisa sampai kepada-Nya, Amin...


Pesantren Raudhatul Irfan, 24 Desember 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar