Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, SMPIT - SMAIT Irfani Quranicpreneur Bilingual School

Jati Diri Koperasi


Jati Diri Koperasi

Penulis : Irfan Soleh


Koperasi Aksi Karya Santri Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, Koperasi Pemasaran Syariah Multi Pihak Pesantren Priangan Timur, dan koperasi berbagai Pesantren di Jawa Barat mendapat kesempatan mengikuti pelatihan perkoprasian berbasis kompetensi bagi pengurus koperasi dilingkungan Pusat koperasi Pondok Pesantren (Puskopontren) Jawa Barat. Pelatihan ini selama tiga hari bertempat di Balai Pelatihan Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa barat. Materi Pertama yang kami dapatkan adalah mengenai Jati Diri Koperasi, apa yang dimaksud dengan jati diri koperasi? Apa sebenarnya tujuan dibentuknya koperasi?

Jati diri Koperasi meliputi pengertian, nilai-nilai dan prinsip-prinsip Koperasi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Kemudian Narasumber pertama juga membahas 7 Nilai-nilai Koperasi yaitu tolong menolong, tanggung jawab, kebersamaan, keterbukaan, keadilan, kesetiakawanan dan kejujuran.

Terdapat tujuh Prinsip-prinsip koperasi yaitu Pertama, keanggotaan bersifat sukarela (tidak dipaksa) dan terbuka (siapa saja). Kedua, pengelolaan dilakukan secara demokratis; ada rapat anggota. Ketiga, SHU dibagi secara adil sebanding dengan jasa usaha masing-masing anggota; simpanan anggota (simpanan pokok dan simpanan wajib) dan transaksinya. Keempat, pengembalian balas jasa yang terbatas atas modal. Kelima, kemandirian. keenam, pendidikan perkoprasian dan ketujuh, kerjasama antar koperasi.

Narasumber dari Lembaga Pendidikan Koperasi juga membahas mengenai tujuh poin rantai kompetensi dan enam poin kompetensi kunci. tujuan poin rantai kompetensi adalah sikap kerja, keterampilan, pengetahuan, pengalaman, tanggung jawab, kepatuhan, pertanggung jawaban. Kemudian enam kompetensi kunci yaitu mengumpulkan informasi, menyampaikan info dan ide, mengatur dan merencanakan, memecahkan masalah, berfikir dan bertindak matematis dan menggunakan teknologi. 

Masih banyak sebenarnya materi yang dibahas oleh Narasumber pelatihan di sesi pertama ini tetapi yang jadi inti pembahasan adalah mengenai jati diri koperasi sehingga jangan sampai pengurus koperasi tidak mengetahui jati dirinya kemudian tidak berhenti mengetahui saja tetapi terus berupaya mewujudkan tujuan koperasi yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju adil dan makmur berlandaskan pancasila dan UUD 1945, semoga...


Balatkop Jawa Barat, 30 Juli 2024

Mengenal OTAI Grup Malaysia


Mengenal OTAI Grup Malaysia

Penulis : Irfan Soleh


Founder OTAI (Organisasi Tempat Ambil Ilmu) mengawali pembahasannya dengan Dirikanlah sholat kemudian tunaikanlah zakat. bagaimana agar kita bisa menunaikan zakat? salah satunya dengan berbisnis dan berwirausaha. rumus yang dipakai oleh Otai Grup Malaysia adalah pelajari accounting porsinya 60 % dengan didampingi di sisi kanan dan kiri nya human resource dan marketing yang porsi masing-masingnya 20%. ibarat mengayuh perahu akan melaju jika porsi kayuhan kanan kiri nya seimbang sehingga porsi human resource dengan marketing menjadi sayap yang terus mengayuh supaya tidak oleng ke kiri atau ke kanan. apa visi misi objective serta unit usaha dari OTAI Grup Malaysia?

Otai Grup Malaysia mengharuskan para santrinya praktek wirausaha dan membayar zakat setiap bulan dari pendapatan kotor penjualannya jadi bukan dari net profitnya. Para santri wirausaha tersebut memberikan secara langsung zakatnya kepada para mustahik. keberkahan dari bisnis yang orientasinya untuk berbagi, banyak santri Otai Grup yang bisa membeli mobil mewah dan lain sebagainya. Bisnis yang dijalankan oleh Otai grup Malaysia adalah bisnis burger. ada yang dinamakan usahawan tunas dan usahawan muda. usahawan tunas itu adalah yang berjualan burger di outlet-outlet dan bisa meningkat menjadi usahawan muda yang memegang sebuah cawangan yang menghimpun para usahawan tunas

Penulis pun bertanya kepada Founder Otai Grup mengenai business model dari Otai Grup ini yaitu apakah hanya dengan berjualan burger saja atau ada produk lain, jawaban foundernya adalah Otai Grup malaysia itu menjual sistem yang bisa diaplikasikan bukan hanya pada burger tetapi bisa diterapkan pada produk apa saja. jujur awalnya penulis tidak melihat differensiasi dari bisnis yang dijalankan oleh Otai Grup Malaysia ini namun ketika sesi coffee break penulis berbincang dengan salah satu peserta yang ternyata sudah memberangkatkan putra nya untuk magang di OTAI dan ternyata OTAI itu betul-betul punya sistem yang terbukti memberdayakan para santri nya

Visi Otai Grup Malaysia adalah melahirkan 10.000 usahawan islam menjelang tahun 2030 dan misi nya adalah mengembangkan franchise OTAI group ke seluruh dunia dengan objektifnya menjadi sebuah syarikat terunggul dimata dunia. beberapa unit usaha yang sudah dijalankan OTAI diantaranya adalah OTAI food processing, OTAI franchise Sdn Bhd, OTAI burger malaysia yang pada tahun 2023 tersebar lebih dari 400 gerai di berbagai wilayah malaysia, OTAI food truck Malaysia, OTAI Mart, OTAI taska, 12 cabang Akademi Keusahawan Islam Malaysia (AKIM) dan KUIB (koperasi yang menawarkan pinjaman tanpa riba 0%. Sudah banyak para kyai yang berkunjung ke OTAI Grup Malaysia, mudah-mudahan dalam jangka waktu dekat penulis bisa berkunjung ke sana bersama civitas pesantren Jawa Barat dan melihat secara langsung sistem yang dijalankan OTAI grup Malaysia, semoga


Balatkop Jawa Barat, 30 Juli 2024

Membaca Kitab Kuning dengan Pendekatan Ilmu Sosial


Membaca Kitab Kuning dengan Pendekatan Ilmu Sosial

Penulis : Irfan Soleh


Pagi ini, Rabu 3 Juli 2024, penulis bersilaturahmi ke kediaman KH. Dr. Fadlil Yani Ainusyamsi, MBA, MA dan meminta izin pada beliau ingin berdiskusi dengan Assoc Prof Muhammad Ali, Ph.D alumni Pesantren Darussalam Ciamis yang berkiprah menjadi akademisi di University of California Amerika. Tema diskusi singkat kami mengenai penerjemahan kitab kuning ke dalam bahasa Inggris yang kami sebut sebagai kitab kuning metode irfani dan langkah selanjutnya yang akan pesantren Raudhatul Irfan lakukan kedepan secara bertahap adalah melakukan pembacaan kitab kuning dengan pendekatan ilmu sosial, ternyata diskusi singkat kami ada korelasinya dengan seminar yang beliau sampaikan bersama Prof Ronald A Lukens Bull, pakar antropologi dari University of North Florida. Seperti apa korelasinya? apa manfaat yang didapatkan dari proses pembacaan kitab kuning dengan pendekatan ilmu sosial?

Seminar international yang diadakan oleh Fakultas Ushuludin Universitas Islam Darussalam Ciamis bertajuk Exploring Anthropological Research on Quranic Tradititions in Indonesia bersama tiga Narasumber yaitu Assoc Prof Muhammad Ali, Ph.D, Prof Ronald A Lukens Bull dan Dr Safruroh, S.Th.I, M.pd.I. Penulis akan mengutip sebagian pembahasan dari Pak Ali tentang The Uses of scripture yang dibagi kedalam empat penggunaan yaitu kognitif (sumber ajaran, ritual publik) , non kognitif (pajangan, berkah, penolak bala), informatif (berita, isi teks) dan performatif (sikap, penampilan, pertunjukan). Meskipun scripture yang dimaksudkan kang Ali lebih ke kitab suci namun bisa juga kita meneliti kitab kuning dari keempat penggunaan diatas. Kitab kuning sebagai sumber ajaran yang dijadikan sumber dalil amaliyah masyarakat, meneliti kitab kuning yang dijadikan sebagai wasilah keberkahan, penampilan MQK dan lain sebagainya.

Prof Ronald A Lukens Bull membahas dari sudut pandang antropologi dimana antropologi bukan bicara benar atau salah tetapi ada atau tidaknya dalam realitas sosial. Pernyataan tersebut senada dengan Prof Abuddi Nata dalam bukunya Metodologi Studi Islam yang menyatakan bahwa  Pendekatan antropologis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik dan sistem keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sebagai suatu sistem ide, wujud ataupun nilai dan norma yang dimiliki oleh anggota masyarakat yang mengikat seluruh anggota masyarakat. Pendekatan antropologi bisa melihat sejauh mana isi dari kitab kuning dipraktikan dalam kehidupan bermasyarakat, kalau dalam studi al Qur'an ada living Qur'an dalam kitab kuning pun bisa diteliti Living Kitab kuning yaitu kitab kuning in every day activities.

Pembicara pertama Dr Safruroh, S.Th.I, M.Pd.I membahas tentang Quranic Therapy, beliau meneliti salah satu pengobatan yang menggunakan ayat-ayat al Qur'an. Inspirasi yang penulis dapatkan dari pemaparan beliau adalah civitas pesantren pun bisa meneliti kitab-kitab kuning yang sering dipakai oleh ahli hikmah untuk mengobati pasien nya, bisa diteliti sumber-sumber kitab yang dipakai hingga sejauh mana keberhasilan dari pengamalannya. Kesimpulannya adalah membaca kitab kuning dengan pendekatan ilmu sosial bisa menstimulus para santri dan juga kyai nya meneliti 'Living Kitab Kuning' sehingga menambah khazanah keilmuan dan metodologi pembelajaran di pesantren. Hal penting lainnya adalah penelitian 'Living Kitab Kuning' bisa menjadikan kitab kuning sebagai jembatan peradaban masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Penulis mengajak kepada seluruh civitas Pesantren Raudhatul Irfan dan juga pesantren-pesantren lain dimanapun berada untuk mengimplementasikan proses pembacaan ini.


Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 3 Juli 2024




Hasil Placement Test SMPIT Irfani QBS T.A 2024/2025

 


No

Nama

1

Ade Rehan Muhamad Amirulloh

2

Adila Amelia Putri

3

Adinda Shalsha Dzulhijah

4

Aditya Muhammad Yusuf

5

Agni Bitajil Karomah

6

Alfian Bima Nugraha

7

Ali Nur Muhamad

8

Alis Siti Nur Haliza

9

Alya Mahriza

10

Amelia Fitriani

11

Anis Siti Nur Annisa

12

Anisa Syifa Azzahra

13

Arfan Wira Leksono

14

Auliya Rahmah

15

Ayudya Azalia Aflah

16

Azhar Rahman

17

Azka Arnanda Pratama

18

Azmi Fadli Rizali

19

Aztiar Ipank Raditiya

20

Citra Dianti Salma

21

Daffa Habiib Amrullah

22

Davina Letisha Firmansyah

23

Delia Al-Manah

24

Diandra Hasna Aulia

25

Dzelvin Yasin Nur Adam

26

Eva Vaujiah

27

Fadya Kafiya

28

Fahma Hilmy Azkiya

29

Fatimah Azzahra

30

Fia Sofiyatul Munawaroh

31

Fidda Nurpadilah R.

32

Gelbyana Revina Putri

33

Giska Rega Kurnia

34

Haikal Pratama Putra

35

Hani Rizka Mulyani

36

Hasna Ransi Aradea

37

Hilma Nurul Aulya

38

Ilham Maulana Al-Farizi

39

Ilham Rusydi Ramadhan

40

Iplah Nurpajriyah

41

Jehan Nur Ramdani

42

Kamilah

43

Lutfiana Fajar

44

M. Ahya Al Ansori

45

Mike Marisa

46

Muhamad Rifqi Adam

47

Muhamad Rizki Rhamdani

48

Muhamad Yusuf Safi’i Ginanjar

49

Muhammad Abidzar Putra Kusmana

50

Muhammad Hasbi As Syiddiqi

51

Muhammad Ilham Azzauhari

52

Muhammad Rimba Basman Syahbani

53

Muhammad Rizwan Fahrezi

54

Muhammad Taufiq Al Aziz

55

Muhammad Tuhfatu Rizki Abadi

56

Mutia Puri Anisa Septia

57

Nazwa Anggraeni

58

Nicholaz Fitra Augustine

59

Nisa Khoerul Umam

60

Nisrina Zain Shidqin Aliya

61

Novitasari

62

Nuhla Hasna Tsania

63

Nur Hasanah Wahdatul Latifah

64

Nurul Aulia Pratiwi

65

Parid Akbar

66

Pebrianty Nurfadhilah

67

Queennisa Maulieda Purnamadiana

68

Raeesa Ainindiya Putry

69

Rahma Rahmatul Mubarokah

70

Raihan Dhiya Ul-lail

71

Rianty Aliya

72

Rifa Durrotu Nafisah

73

Righael Elnath Janis Hendriyana

74

Risya Dwi Apriliani

75

Rizki Ahmad Aditya

76

Sabila Raudlatul Jannah M.A

77

Shalum Yumna Aulia

78

Silviana Enjlinata

79

Siti Nisa Nurrohmah

80

Sofa Sofiatuzzahro

81

Sri Wahyuni

82

Tia Septiani

83

Uswah Sabilatul Kamilah

84

Yeni Nuraini

85

Yudha Prayoga