Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, SMPIT - SMAIT Irfani Quranicpreneur Bilingual School

Jakarta, Doha dan Istanbul


Jakarta, Doha dan Istanbul

Penulis : Irfan Soleh


Educational and Spiritual Journey bersama Irfani Global Travel dimulai dari Pesantren Raudhatul Irfan. Semua santri, guru-guru juga sebagian masyarakat hadir di aula pesantren ikut mendoakan kesehatan, keselamatan, kemaqbulan dan kemabruran perjalanan kami. lantunan shalawat menyertai perjalanan kami bukti cinta dan rindu mendalam pada baginda Nabi SAW. Perjalanan juga upaya melaksanakan perintah Allah SWT dalam QS al mulk ayat 15 ; "Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu dalam keadaan mudah dimanfaatkan. Maka, jelajahilah segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan". Catatan ini berupaya membaca makna sebuah perjalanan perspektif rihlah tarbiyah dan rihlah ruhiyah dari Jakarta, Doha hingga istanbul

Perjalanan kami mulai dengan bismillah dan kalimah toyyibah, kami dibisakan melakukan perjalanan oleh Allah, untuk beribadah pada Allah, karena diperintah oleh Allah dan dengan tujuan mendapatkan Ridho Allah SWT. lebih dari enam jam, perjalanan dari Ciamis menuju jakarta, kemudian transit di salah satu hotel dekat bandara. kemudian keesokan harinya kami berangkat dengan mobil fasilitas hotel menuju bandara sukarno hatta sekitar jam dua siang kemudian mencari terminal keberangkatan, menunjukan tiket, masuk ke kantor check in, menunjukan identitas paspor, ambil boarding pas dan masuk ruang tunggu, cukup melelahkan dan prosesnya menguji kesabaran

Waktu yang dibutuhkan sekitar 8 jam 40 menit dari jakarta menuju Doha Qatar. Imam Syafi'i dalam syairnya berkata bepergianlah karena dalam bepergian terdapat lima faedah salah satunya adalah bertambahnya ilmu dan amal. Kondisi penerbangan dari Jakarta menuju Doha cukup banyak mengalami turbulensi yaitu keadaan dimana terjadi perubahan tekanan dan kecepatan aliran udara secara drastis yang menyebabkan guncangan pada badan pesawat, meskipun itu lumrah dan katanya tidak berbahaya karena tingkatnya ringan namun membuat kami mudah ingat pada kematian, dan secara otomatis membuat kami terjaga dan terus berdzikir berdoa pada Allah SWT. Padahal Allah SWT menganjurkan kita berdzikir sebanyak-banyaknya dalam setiap keadaan tidak hanya dalam kondisi turbulensi saja

Allah SWT berfirman "Wahai orang-orang yang beriman, sebutlah nama Allah dengan sebutan yang banyak". salah satu maksudnya adalah jangan pernah berhenti berdzikir dimanapun dan kapanpun. Perjalanan dari Doha ke Istanbul kurang lebih 4 jam 25 menit seharusnya membuat kita punya banyak waktu untuk berdzikir namun tetap saja banyak waktu goflahnya, banyak lupa dan lalainya. dalam kondisi mulut berdzikirpun seringnya hati kita lalai namun Ibn Athoillah berkata dalam salah satu hikmahnya "Jangan tinggalkan dzikir karena kelalaian hatimu yang tidak bersama Allah karena kelalaian tanpa dzikir lebih buruk daripada kelalaian dengan dzikir. Bisa jadi Allah mengangkatmu dari dzikir dengan kelalaian ke dzikir dengan hati terjaga, dari dzikir dengan hati terjaga ke zikir dengan hati waspada, dari dzikir dengan hati waspada ke dzikir fana". Tiga belas jam dalam pesawat mengajarkan kesabaran dan melatih qolbu kita untuk terus berdzikir tanpa lelah dan itulah makna jakarta, doha, istanbul sebagai rihlah tarbiyah dan rihlah ruhiyah


Menjelang Subuh, Retaj Royal Hotel, Istanbul, 11 November 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar