Jabal Uhud dan Mesjid Qiblatain: CPH Part 5


Jabal Uhud dan Mesjid Qiblatain: CPH Part 5

Penulis : Irfan Soleh

Ziarah yang ketiga ke jabal uhud, cuacanya sangat panas namun tidak menghentikan para jama'ah yg berkunjung kesana rupa rupanya mungkin kita diajari mental para mujahid karna ditempat ini kita berkunjung ke makam para shuhada. Seperti biasa, sesampainya di Jabal Uhud Ketua Rombongan mengumpulkan jama’ah terlebih dahulu untuk memberikan sejarah dan informasi seputar gunung uhud ini.

Setelah para jama’ah dibekali ilmu seputar kenapa kita ziarah ke tempat ini, ada pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kejadian di tempat ini, kita langsung sama-sama berjalan kaki ke pemakaman para syuhada. Tidak terlalu jauh dari bis hanya karna cuacanya sangat panas jadi lumayan cape juga. Pemakamannya sangat sederhana hanya lahan tanah yang dikelilingi dinding pagar kurang dari 2 meter sehingga kalau ingin melihat ke dalam area pemakaman cukup dengan melihat dari celah-celah pagar tersebut.

Di depan pagar terpampang sangat besar tatacara ziarah seperti salam sama do’anya meskipun sebenarnya para jama’ah tinggal mengikuti ucapan Ketua Rombongan yang memandu tiap-tiap detil yang harus dilakukan dan diucapkan. Setelah do’a selesai kita diberi pilihan, bagi yang mau mendaki bukitnya silahkan Cuma bagi jama’ah yang merasa kurang sehat atau gak kuat bisa menunggu di depan areal pemakaman. Akhirnya kami yang masih muda dan orang tua yang punya mental pemuda pun berangkat mendaki bukit uhud. Kebetulan kita kesana pas siang hari jadi bisa dibayangkan bagaimana panasnya tapi berhubung kita sudah dikasih tahu bagaimana spirit para mujahidin jadi tidak masalah sepanas apapun yang jelas kita harus sampai puncak.

Lantas sekarang bagaimana sih kejadian perang uhud itu? Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari perang ini? Perang Uhud terjadi pada 15 Syawal 3 H (Maret 625). Peperangan itu dipicu keinginan balas dendam kafir Quraisy usai kekalahan mereka dalam perang Badar. Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung oleh Rasulullah sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan. Rasulullah menempatkan 50 pasukan pemanah di atas Jabal Uhud dengan perintah untuk melakukan serangan apabila kaum Quraisy menyerbu, terutama pasukan berkudanya.

Strategi Rasulullah sebenarnya sudah berhasil, pasukan kafir quraisy sudah lari tunggang langgang, hanya kesalahan fatal dilakukan oleh 50 pasukan pemanah yang ikut mengejar kaum kafir demi mengharapkan harta rampasan perang padahal Rasulullah sudah berpesan jangan meninggalkan tempat itu walau apapun yang terjadi. Ibnu Jubair sebagai kepala pasukan pemanah sudah mengingatkan tentara yang lain namun tidak diindahkan. Melihat tempat stategis itu kosong pasukan quraisy pun memutar arah balik kembali menyerang kaum muslimin sehingga sekitar 70 orang dari kaum muslimin menjadi syuhada termasuk Hamzah paman Nabi.

Hikmah yang bisa kita ambil dari peperangan ini diantaranya adalah keta’atan kita kepada Nabi Muhammad SAW jangan sampai tergoyahkan oleh kenikmatan harta yang hanya sesaat. mereka seketika tertipu dengan secuil harta yang sebenarnya tidak ada apa-apanya dibanding dengan kenikmatan di surga. Ditundanya kemenangan pada sebagian pertempuran, adalah sebagai jalan meruntuhkan kesombongan diri. Perang Uhud ini seakan-akan persiapan menghadapi wafatnya Rasulullah . Allah  meneguhkan mereka, mencela mereka yang berbalik ke belakang, baik karena Rasulullah terbunuh atau meninggal dunia.

Banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dari peperangan ini yang paling penting adalah komitmen dari para sahabat yang masih tetap istiqomah membela Rasul dan memegang erat panji Islam meskipun nyawa taruhannya Maka Allah berkata,” Aku yang akan memberi kabar kepada mereka.” Maka dari situ kemudian turun ayat yang berbunyi,” Dan janganlah mengira bahwa orang yang terbunuh di jalan Allah itu meninggal; sebenarnya mereka itu hidup, disisi Tuhannya mendapat rezeki  (Qs 3:169).

Setelah menghayati spirit para syuhada di Jabal Uhud kita langsung berangkat untuk ziarah yang keempat ke mesjid qiblatain. Karna waktu yang tidak memadai kita hanya melihatnya dari luar namun menarik mendengar sejarahnya karna ditempat ini Allah menguji keimanan orang yahudi yang awalnya mereka senang karna qiblatnya menghadap bait al maqdis palestina tapi kemudian Allah menyuruh nabi memindahkan qiblat ke ke baitullah.

Saya tambahkan sedikit informasi tentang mesjid ini yang diambil dari berbagai sumber. Masjid Qiblatain mula-mula dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah, karena masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah. Dinamakan qiblatain, terkait dengan turunnya wahyu surat Al Baqarah ayat 144 dimana Allah menyuruh Nabi memindahkan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram.

Selesai melihat mesjid ini kira-kira pukul 11 kita langsung pulang karena “mengejar” shalat arbai’in. Apa yang dimaksud dengan shalat arba’in? Bagaimana hukumnya? Adakah dalilnya? Jawabannya insya Allah pada catatan perjalan haji selanjutnya. Selamat mengikuti, mempelajari dan menghayati perjalanan ini.


Catatan Perjalanan Haji Part  5

5 oktober 2011 Jabal uhud dan Mesjid Qiblatain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar