Jurumiyah, Alfiyah dan Sanad Sukahideng



 Jurumiyah, Alfiyah dan Sanad Sukahideng

Penulis : Irfan Soleh


Pesantren Sukahideng didirikan oleh KH Zainal Muhsin pada tahun 1922 sehingga di tahun 2022 ini usia pesantren sukahideng genap 100 tahun. Satu Abad sudah Sukahideng mencetak generasi yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat bagi ummat serta mencetak manusia berakhlaqul karimah yang peduli kepada sesama sebagaimana tercantum di dalam visi nya. Saya masuk pesantren Sukahideng pada periode kepemimpinan keempat yaitu KH. Moch Syihabudin Muhsin. Tulisan ini berupaya mengenang kembali sejarah masa-masa nyantri di Sukahideng agar para santri Raudhatul Irfan mengetahui ketersambungan sanad keilmuan antara Raudhatul Irfan dan Sukahideng.

Awal masuk sukahideng kalau tidak salah tahun 1999 M atau tahun 2000 M saya masuk kelas tamhidiah 2 dengan guru pengajarnya yaitu Kang Utang. Memori yang tidak akan saya lupakan adalah ketika kompetisi hafalan jurumiyah. Ketika itu saya tertinggal satu semester karena masuk ke sukahideng kelas 1 Tsanawiah semester kedua. Saya mati-matian mengejar ketertinggalan dari temen-temen yang sudah duluan menghafal. Bagi yang hafal paling pertama ia akan mendapatkan hadiah. Alhamdulillah saya bisa mengejar ketertinggalan bahkan bisa jadi juara satu hafalan jurumiyah. Hadiah dari hafalan jurumiyah adalah nasi goreng cafe balebat. Nasi goreng terenak sepanjang sejarah karena proses mendapatkannya melewati perjuangan yang luar biasa.

Tiga tahun belajar di Pesantren Sukahideng tentu banyak kenangan indah terutama masa-masa di kobong 33 asrama bahagia, namun saya akan melompat pada fragmen ketika belajar Alfiah Ibn Malik oleh KH. Ii Abdul Basit Wahab. Kalau tidak salah tempat mengaji nya di Mesjid Pusaka lantai dua. Pada suatu malam lampu mesjid pusaka tiba-tiba mati namun ternyata beliau tetap melanjutkan pengajian karena beliau hafal Alfiah dan juga syarahnya dan entah kenapa kondisi gelap gulita justru membuat saya lebih fokus mendengarkan pembahasan alfiah dari beliau. Sampai saat ini referensi utama pengajian Alfiah di Raudhatul Irfan adalah penjelasan beliau yang telah dibukukan. Malu sebenarnya karena saya belum bisa mengikuti metode mengajar beliau yaitu dari mulai menerjemahkan Bait Alfiah hingga syarah atau penjelasannya beliau tanpa melihat kitab sama sekali alias beliau sudah benar-benar hafal dan faham tetapi mudah-mudahan kesempatan menimba ilmu dari beliau menjadi wasilah bagi kami bisa mengajarkan kembali alfiah kepada para santri semampu kami juga kami kami berharap keberkahan dari ketersambungan sanad ini.

Berbicara masalah sanad. Momen satu abad sukahideng ini menjadi wasilah saya mengetahui sanad keilmuan Guru-Guru Pesantren Sukahideng dari mulai KH Wahab Muhsin sampai Nabi Muhammad SAW melalui tulisan Kang Yuyun Wahyudin yang berjudul metamorfosis pesantren Sukahideng. Urutan sanadnya dari KH Wahab Muhsin ke  KH Zainal Muhsin dan KH Zainal Mustafa kemudian ke KH Zumrotul Muttaqin dan KH Syabandi kemudian ke Syeikh Khalil Bangkalan dan ke Muhammad Nawawi al Bantani di urutan nomor 35 kemudian di urutan nomor 15 ada Imam Al Ghazali, di urutan nomor 6 ada Imam Syafi'i terus ke atas sampai ke Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan kami dan juga civitas Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis bisa tersambung sanadnya melalui Pesantren Sukahideng sampai ke Rasulullah SAW.


Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 29 Desember 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar