Ventilasi, Silaturahmi dan Motivasi



Ventilasi, Silaturahmi dan Motivasi

Penulis : Irfan Soleh

Setelah acara Irfani Graduation Day pada 26 Juni 2022 kemarin,  Para santri libur selama satu minggu. Momen liburan santri, kami isi dengan program ventilasi (baca: Penyegaran) bagi para pengurus yang biasanya 24 Jam siang malam mereka berkhidmah mengurus para santri. Program ini tidak hanya sebatas liburan dan hiburan semata, namun juga harus menambah ilmu dan pengalaman. Akhirnya saya menghubungi sahabat seperjuangan ketika mesantren dulu yang kebetulan saat ini sedang menjabat ketua KPU Pangandaran.  Momen silaturahmi ini, saya jadikan momen motivasi bagi para pengurus pesantren Raudhatul Irfan, mau tahu apa saja yang di sampaikan Bung Muhtadin, Santri yang menjadi Ketua KPU Pangandaran?

Kami silaturahmi bukan karena dia pejabat, tapi karena saya tahu betul dari dulu kami sama-sama pecinta buku, seneng baca, senang diskusi dan berdialektika. Saya punya anggapan bahwa orang yang suka baca buku ditempatkan dimanapun ia akan beda dan bermutu. Kami pun dulunya sama-sama menjadi pengurus pesantren dan mengenal organisasi salah satunya ketika berkhidmah menjadi pengurus pesantren. Kami betul-betul merasakan manfaat dari pengalaman menjadi Pengurus Pesantren, sehingga saya minta Muhtadin untuk menceritakan manfaat apa saja yang beliau dapatkan dan apakah bermanfaat bagi karirnya sekarang. Agar para pengurus Pesantren Raudhatul Irfan bisa tambah semangat setelah tahu ternyata banyak manfaat yang bisa kita dapatkan.

Menurut pemaparan Muhtadin setidaknya ada 3 manfaat menjadi Pengurus Pesantren. Pertama, Kita menjadi tahu How to manage people, bagaimana mengatur orang. Menjadi pengurus tentu berhubungan dengan santri, wali santri, guru-guru, dan semua civitas pesantren. Ilmu cara mengatur orang itu tidak mudah, pengalaman mengurus santri bisa menjadi pengalaman yang sangat berharga ketika terjun ke masyarakat, karena sudah terbiasa menghadapi karakter santri yang berbeda-beda, terbiasa menghadapi kritik dan komplain wali santri bahkan terbiasa di marahi pengasuh pesantren. Tanpa terasa sebenarnya pengurus sedang menguatkan mental dan menimba ilmu cara mengatur orang, cara menghadapi orang, cara menyelesaikan masalah dan lain sebagainya.

Kemudian yang kedua dan yang ketiga adalah dengan menjadi pengurus, kita belajar How to manage activity dan How to manage time, bagaimana kita mengatur aktifitas dan mengatur waktu. Pengurus pesantren itu ada yang masih sekolah, seperti saya dan Muhtadin, menjadi pengurus ketika kami kelas 2 SMA/Sederajat. Ada juga yang menjadi pengurus ketika masih kuliah. Berarti ya dia pun masih belajar, masih menjadi santri, masih menjadi mahasiswa, dimana sama masih harus ngaji, sekolah dan kuliah. Di sisi lain mereka pun harus mengurus para santri dengan segudang permasalahannya, sehingga  seorang pengurus pesantren harus betul-betul bisa mengatur jadwal dan waktunya. Jadi, sebenarnya para pengurus itu sedang diajarkan praktek bagaimana menjadi orang sukses, karena orang sukses jadwalnya biasanya padat sekali. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Konsep faidza farogta fansob betul-betul diamalkan. 

Tiga poin diatas yang bisa saya catat dari pemaparan Muhtadin yaitu How to manage people, How to manage activity and how to mamage time sebagai manfaat yang didapat dari menjadi pengurus pesantren. Tiga point tersebut sangat bermanfaat bagi karirnya sekarang menjadi ketua KPU Pangandaran. Saya pun sama ketika sekarang diamanahi menjadi pengasuh pesantren, sebagian besar ilmu yang saya dapatkan itu dari pengalaman dulu menjadi pengurus pesantren Al Hasan. Semoga program ventilasi dan silaturahmi ini menambah motivasi para pengurus untuk berkhidmah pada Pesantren Radhatul Irfan dan semoga menjadi wasilah mereka mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan dunia akherat, semoga...Amin...

Pangandaran, 28 Juni 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar