" Desain Proyek Kolaborasi "


" Desain Proyek Kolaborasi "

Penulis : Irfan Soleh

Pada acara Irfani Graduation Day besok tanggal 26 Juni 2022 akan ada penampilan dengan judul The Theatrical Work of Quranic History. Penampilan tersebut kolaborasi Mata Pelajaran Tafsir, PAI, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Prakarya dan Seni Budaya. Para Wisudawan juga akan memperlihatkan Draft Buku hasil karya bersama para wisudawan yang diberi judul The Story of Santri Irfani. Tulisan sebelumnya kami membahas opening ceremony Acara IGraDa yang bertajuk The Luster Of Archipelago Culture yang juga proyek kolaborasi beberapa mata pelajaran. Ide dari Proyek Kolaborasi tersebut adalah konsep Project Based Learning (PBL) yang merupakan implementasi dari kurikulum merdeka yang dirancang Kemendikbud. Apa yang di maksud PBL? Mengapa harus PBL? Apa saja jenisnya? Yuk kita bahas secara singkat.

Project Based Learning (PBL) menurut Grant (2002) adalah model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Peserta didik secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan. Sedangkan menurut Goodman dan Stivers (2010), Project Based Learning merupakan pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok. Dari definisi diatas ada beberapa kata kunci yang bisa kita garis bawahi yaitu model pembelajaran, berpusat pada peserta didik, investigasi, permasalahan, pertanyaan, dan tugas nyata.

Mengapa harus Project Based Learning (PBL)? Menurut pemaparan Munif Chatib pada salah satu sesi Pelatihan Guardian Angel, PBL membantu siswa mengimplementasikan keterampilan abad 21 yaitu Communication, Thinking, Collaboration, & Creativity Skill. Student Enggagement atau keterlibatan siswa dalam pembelajaran berbasis proyek juga tinggi sehingga peserta didik tidak hanya mengetahui atau memahami tetapi sudah sampai mengaplikasikan atau mengimplementasikan sebuah teori. Dengan tingkat keterlibatan yang tinggi membuat peserta didik bisa merasakan meaningful learning atau pembelajaran yang bermakna. PBL ternyata ada yang dijadikan sebagai metode pembelajaran (proyek dari sebuah mata pelajaran) dan ada yang dijadikan sebagai Pendekatan Kurikulum (proyek diintegrasikam dengan beberapa mata pelajaran/proyek kolaborasi).

Ketika PBL dijadikan sebagai Metode Pembelajaran, ada beberapa prosedur yang harus dilakukan yaitu KD Mapel, Proyek, Jadwal, Pelaksanaan, Dokumentasi dan Penilaian. Sementara ketika PBL dijadikan sebagai Proyek Kolaborasi terdapat 10 Prosedur yang harus dilakukan yaitu listing problem, tema, memilih proyek sebagai problem solving, integrasi beberapa mata pelajaran, silabus proyek, perencanaan jadwal, pembekalan pengetahuan, pengerjaan proyek, dokumentasi proyek dan penilaian proyek. Kemudian Jenis Proyek itu ada tiga, 1) Performance (unjuk kerja) seperti diskusi, presentasi, bercerita, mengajar, drama dll, 2) Product ( karya) seperti : menulis, puisi, menggambar, memasak, vlog dll dan 3) investigasi seperti : experimen, observasi, wawancara, action research dll. Kalau melihat ketiga jenis diatas, proyek-proyek kolaborasi dalam acara Irfani Graduation Day termasuk kedalam jenis Performance dan Produk meskipun secara prosedur belum dilakukan seperti yang seharusnya. Tetapi yang pasti kita sudah bertahap mengimplementasikan Project Based Learning sebagai basis desain proyek kolaborasi.

Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis , 25 Juni 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar