Tafsir Pasca Ramadhan



" Tafsir Pasca Ramadhan "

Penulis : Irfan Soleh


Ada beberapa hal yang biasa dilakukan masyarakat indonesia pasca ramadhan. Diantaranya adalah acara halal bihalal dan silaturahmi yang diantara isinya adalah saling memaafkan dan saling mendo'akan. Do'a yang biasa diucapkan adalah Minal A'idin wal faizin namun biasanya ia disandingkan dengan mohon maaf lahir dan batin sehingga mungkin ada yang mengira makna dari minal a'idin wal faizin adalah mohon maaf lahir dan batin padahal bukan itu maknanya. Dalam konteks saling memaafkan mari kita baca QS Ali Imron ayat 134 dan untuk mengetahui makna minal aidin wal faizin mari kita bahas QS Rum ayat 30-31 dan QS At Taubah ayat 20. Seperti apa tafsir atau pembahasan para ulama terhadap ayat-ayat tersebut dan bagaimana kaitannya dengan do'a minal aidin wal faizin?


Tujuan dari pada puasa Ramadhan adalah menjadi orang yang bertaqwa. Seseorang yang bertaqwa, menurut QS Ali Imron ayat 134, dituntun untuk mengambil salah satu dari tiga hal berikut ini yaitu menahan marah, memaafkan dan berbuat baik terhadap orang yang melakukan kesalahan terhadapnya. Menurut Tafsir al Misbah, QS Ali Imron ayat 134 ini menunjukan tiga kelas manusia atau jenjang sikapnya dalam konteks menghadapi kesalahan orang lain. Tingkatan Pertama, Al Kadziminal Goidz, yang mampu menahan amarah. Ini mengisyaratkan bahwa perasaan tidak bersahabat masih memenuhi hati yang bersangkutan, fikirannya masih menuntut balas, tetapi dia tidak memperturutkan ajakan hati dan fikirannya itu, dia menahan amarahnya.


Tingkatan kedua adalah al 'afin yang artinya menghapus atau memaafkan. Seorang yang memaafkan adalah yang menghapus bekas luka hatinya akibat kesalahan yang dilakukan orang lain terhadapnya bahkan seakan akan tidak pernah terjadi satu kesalahan atau suatu apapun. Sedangkan tingkatan ketiga adalah al muhsinin yakni bukan hanya sekedar menahan amarah atau memaafkan, tetapi justru yang berbuat baik kepada yang pernah melakukan kesalahan terhadap kita. sehingga atas dasar inilah kita tidak dibolehkan mencap orang yang pernah berbuat salah dengan selamanya dicap negatif tetapi mereka justru harus di dekati. Dalam ayat diatas Allah menyukai orang yang muhsinin. Tinggal kita muhasabah kira-kira kita ada ditingkatan yang mana.


Setelah saling memaafkan dilanjut dengan saling mendo'akan. Makna do'a dari minal Aidin wal faizin menurut KH Khoer Affandi adalah Ya Allah jadikanlah kami termasuk golongan orang-orang yang kembali kepada kesucian dan jadikanlah kami orang-orang yang beruntung berasal dari do'a Allohummaj'alna minal aidin wal faizin. A'idin itu kembali kepada kesucian atau kembali kepada fitrah. Menurut Prof Quraish Sihab, para ulama berbeda pendapat mengenai makna fitrah pada QS Arrum ayat 30. Ada yang berpendapat bahwa fitrah yang dimaksud adalah keyakinan tentang keesaan Allah SWT yang telah ditanamkan Allah dalam diri setiap insan. Sedangkan menurut al Biqa'i fitrah adalah ciptaan pertama dan tabiat awal yang Allah ciptakan manusia atas dasarnya.


Thahir Ibn Asyur mengutip terlebih dahulu pendapat Ibn Athiyah yang memahami fitrah sebagai Keadaan atau kondisi penciptaan yang terdapat dalam diri manusia yang menjadikannya berpotensi melalui fitrah itu mampu membedakan ciptaan-ciptaan Allah serta mengenal Tuhan dan Syariat-Nya. Dalam QS Arrum ayat 30 fitrah itu dipersamakan dengan agama yang benar jadi yang dibicarakan oleh ayat diatas adalah fitrah keagamaan sehingga KH Khoer Affandi menjelaskan bahwa kembali pada fitrah atau kesucian itu kembali kepada aturan agama islam. Karena agama yang benar yaitu agama islam mengandung ajaran-ajaran yang sejalan dengan fitrah manusia.


Kenapa harus didu'akan kembali kepada kesucian? Karena asalnya manusia itu suci kullu mauludin yuladu alal fitrah. Kita juga berhusnudzon kepada Allah SWT setelah puasa ramadhan bisa kembali suci karena Rasululloh bersabda barangsiapa yang berpuasa dibulan ramadhan dibarengi dengan keimanan dan keikhlasan maka dosa-dosa yang pernah dilakukannya diampuni. Namun tentu tidak semua dosa bisa dikifarati dengan puasa makanya menurut KH Khoer Affandi agar kita kembali kepada kesucian seperti bayi yang baru lahir baca ayat selanjutnya yaitu QS Arrum ayat 31 didalamnya disebutkan 4 hal yang harus kita lakukan yaitu pertama munibina ilaihi kembali kepada Allah Taubat, kedua wattaquhu bertaqwa kepada Allah, ketiga wa aqimussholah mendirikan sholat dan keempat wala takunu minal misyrikin jangan menjadi orang yang menyekutukan Allah SWT


QS arrum ayat 30-31 menjelaskan makna do'a minal A'idin sedangkan do'a selanjutnya yaitu minal faizin dijelaskan salah satunya dengan QS Attaubah ayat 20. Agar termasuk pada kategori faizun atau orang yang beruntung berdasarkan ayat tersebut yang pertama kita harus menjadi orang yang beriman (alladzina aamanu) kemudian berhijrah (wahajaru) dan berjihad dijalan Allah baik dengan harta maupun dengan jiwa nya (wajaahadu biamwalihim waanfusihim). Iman bisa bertambah dengan ilmu, amal sholeh dan mujalasah dengan orang-orang sholeh. Hijrah maknanya luas diantaranya adalah menghijrahkan diri dari ma'siat kepada thoat atau hijrah mujahadatunnafsi. Jihad dalam ayat diatas terbagi dua yaitu jihad dengan harta seperti mengeluarkan zakat infaq sedekah dan wakaf, kedua jihad dengan jiwa seperti mengerahkan tenaga fikiran bahkan nyawa untuk membela agama islam. Sehingga Iman, jihad dan hijrah menurut QS at taubah ayat 20 menjadi prasyarat menjadi orang-orang yang beruntung atau faizun. Allohummaj'alna minal aidin wal faizin, semoga Amin...


Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis , 15 Mei 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar