"Learning loss, Kurikulum Merdeka dan Pesantren"


"Learning loss, Kurikulum Merdeka dan Pesantren"

Penulis : Irfan Soleh

Merdeka belajar episode 15 membahas tentang kurikulum merdeka dan platform merdeka mengajar. Mas Menteri Nadiem Makarim mengatakan bahwa krisis pembelajaran diperparah oleh pandemi covid 19 dengan hilangnya pembelajaran atau learning loss dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran. Tulisan ini ingin membahas terkait peran pesantren dalam mengatasi learning loss dan apakah dengan adanya kurikulum merdeka bisa membuat pesantren lebih leluasa menerapkan kurikulum kepesantrenannya.

Pandemi yang berkepanjangan karena muncul beragam varian mengakibatkan proses pendidikan berlangsung tidak baik. Hal tersebut mengakibatkan kemunduran secara akademis bahkan bisa mengakibatkan hilangnya pengetahuan dan kemampuan siswa baik secara spesifik maupun umum.  Tidak semua orang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan dari tatap muka ke pembelajaran daring. Bentuk penurunan capaian belajar dan pembelajaran itulah yang dinamakan learning loss.

Pondok Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis dan mayoritas pesantren di kabupaten Ciamis semenjak ada pandemi telah bermusyawarah dengan berbagai pihak termasuk pemerintah daerah dan hasilnya adalah tetap melaksanakan pembelajaran tatap muka karena santri telah terbiasa dikarantina. Hikmahnya ternyata besar sekali karena santri menjadi tidak terkena apa yang dinamakan learning loss justru karena jam pembelajaran sekolah berkurang, pengkajian kitab kuning dan mata pelajaran kepesantren malah ditambah. Sehingga Pesantren tidak perlu memakai kurikulum darurat karena pesantren tidak mengalami permasalahan sebagaimana yang dialami sekolah.

Kemudian ketika mendengar pemaparan Mas Menteri mengenai keunggulan kurikulum merdeka, banyak hal yang menggembirakan khususnya bagi sekolah yang berada dibawah naungan pesantren karena kurikulum merdeka itu lebih sederhana, fokus pada hal yang esensial dan lebih merdeka dimana sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik. Artinya fleksibilitas kurikulum merdeka memungkinkan memasukan kurikulum kepesantrenan lebih leluasa karena karakter sekolah dibawah naungan pesantren punya corak yang berbeda dengan sekolah umum biasa. Ini baru tafsiran saya semoga sesuai dengan harapan pada tataran implementasinya, Amin...

Smpit Irfani Qbs Smait Irfani Qbs , 16 Februari 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar