HFC & AKS Integrated Farming


" HFC & AKS Integrated Farming "

Penulis : Irfan Soleh

Pada tanggal 26 Januari 2022 Tim Departemen Ekonomi & Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia Pusat melakukan Monitoring dan Evaluasi mesin pengalengan jamur merang. Selang satu hari setelah Monev, ada info Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis akan ditampilkan pada acara peluncuran Halal Value Chain (Rantai Nilai Halal) bersama Gubernur Bank Indonesia besok tanggal 5 Februari 2022. Beragam persiapan pun dilakukan dari mulai tapping video hingga memastikan jaringan dan peralatan lainnya disiapkan oleh tim Bank Indonesia Kpw Tasikmalaya. Fikiran saya melayang ke tahun 2014 silam dimana konsep  AKS Integrated Farming sempat diragukan banyak pihak. Mau tau sejarahnya? Apa sih yang dimaksud dengan AKS Integrated Farming? Yuk ikuti tulisan ini sampai akhir.

Sekitar tahun 2014 kalau tidak salah ketika Penggilingan tepung aren ditutup oleh Pemerintah Kabupaten Ciamis, saya menjelaskan konsep recyle limbah penggilingan aren ke berbagai pihak baik ke pemerintah desa, kecamatan, bupati, Anggota Legislatif, Ormas hingga berbagai pihak swasta lainnya. Waktu itu saya berupaya meyakinkan berbagai pihak bahwa limbah dari penggilingan aren adalah limbah pertanian yang bisa dirubah menjadi media dan produk yang mempunyai nilai tambah. Saya masih ingat ketika itu tidak sedikit yang menertawakan bahkan konsep AKS Integrated Farming yang kami rancang dianggap sulit diwujudkan. 

Kami tidak berhenti hanya di tataran konsep sedikit demi sedikit kami buktikan. Proses pembuktiannya memang tidak sebentar dan menelan biaya yang lumayan besar namun Alhamdulillah ada saja jalan yang membantu kami kami mewujudkannya diantaranya adalah Program OPOP Jawa Barat, Program Kolaborasi Kemandirian Ekonomi Pesantren bersama Bank Indonesia dan Program UPPO (Unit Pengolahan Pupuk Organik). Program-program tersebut membantu kami mewujudkan tahapan demi tahapan apa yang kami namakan sebagai AKS Integrated Farming. Istilah tersebut muncul karena setiap mata rantai siklus menghasilkan produk baru yang memiliki nilai ekonomis. 

Produk-produk yang dilahirkan dari mata rantai tersebut yaitu Tepung Aren & Tepung Hunkwee AKS Gunung Wangi, Jamur Merang Ciamis, AKSO (Pupuk AKS Organik), PeCi (Pepaya California Ciamis), KTP RI (Klaster Tanaman Pisang Raudhatul Irfan). Kami pun menanam sayuran dan buah-buahan lainnya. Sayurannya dijadikan menu Dapur Pesantren Raudhatul Irfan untuk para santri. Bahkan para santri tidak hanya menikmati sayurannya juga beragam mata rantai usaha diatas bisa menjadi labolatorium pembelajaran bagi siswa siswi Smpit Irfani Qbs dan Smait Irfani Qbs. Labolatorium pertanian yang hidup yang menjadi wasilah ilmu juga sumber pendanaan pembangunan pesantren yang nantinya dinikmati oleh para santri berupa fasilitas ruangan kelas, perluasan lahan dan lain sebagainya. Sehingga mata rantai ilmu dan kebermanfaatannya menjadi luas. Semoga mata rantai keberkahan ini tidak hanya dinikmati saat ini di dunia namun terus mengalir hingga akherat kelak berupa amal jariah untuk semua pihak yang ikut berkontribusi memajukan AKS Integrated Farming ini, semoga...Amin...


Pesantren Raudhatul Irfan, 4 Februari 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar