Gaya Belajar & Strategi Mengajar


Gaya Belajar & Strategi Mengajar

Penulis : Irfan Soleh

Irfani Teacher Capacity Building (ITCB) yang kedua membahas tentang Gaya Belajar dan Strategi Mengajar. Menurut Buku Semua Anak Bintang, Gaya belajar adalah respons yang paling peka dalam otak seseorang untuk menerima data atau informasi dari pemberi informasi dan lingkungan pemberi informasi. Informasi akan lebih cepat diterima oleh otak apabila sesuai dengan gaya belajar penerima informasi. Gaya belajar siswa tentunya beragam sehingga kita sebagai pendidik harus kreatif dan inovatif dalam memilih dan menerapkan strategi mengajar agar ilmu yang kita sampaikan bisa lebih cepat diterima oleh siswa. Bagaimana caranya agar kita mengetahui gaya brlajar siswa? Strategi atau metode mengajar seperti apa yang harus kita terapkan? Yuk kita simak jawabannya dalam tulisan dibawah ini.

Dalam buku The Power of Learning Style, Barbara Prashnig menjelaskan teori dasar tentang sumber gaya belajar menjadi beberapa model yaitu: 1) Model Visual, Audio, Kinestetis (VAK) yang dipopulerkan oleh John Grinder pada tahun 1970-an, 2) Model 4MAT yang dipopulerkan oleh Bernice McCarthy pada tahun 1980-an, 3) Model Dunn and Dunn yang dipopulerkan oleh Rita Dunn dan Kenneth Dunn pada tahun 1960-an, 4) Model Brain Quadrants yang dipopulerkan oleh Ned Hermann pada tahun 1970-an, 5) Model Gregore Energic of Mindstyles yang dipopulerkan oleh Kathleen Butler pada pertengahan 1970-an dan 6) Model Multiple Intelligences yang di Populerkan oleh Howard Gardner pada tahun 1983. Yang akan kita bahas adalah gaya belajar seseorang berdasarkan hasil riset Multiple Intellegence Research (MIR).

MIR adalah riset psikologis yang melaporkan deskripsi tentang kecendrungan kecerdasan seseorang dengan berbagai suplemen deskripsi yang berkaitan dengan kebutuhan responden bersangkutan. Hasil MIR yang memunculkan gaya belajar adalah bagaimana anak mudah memahami sebuah informasi dengan pola dan gaya belajar yang sesuai dengan kecendrungan kecerdasannya. Hasil MIR anak merupakan ipsative bukan peringkat artinya nilai-nilai yang terdapat dalam kecendrungan kecerdasan anak harus diartikan sebagai nilai kuantitatif dibandingkan dengan kecendrungan kecerdasan yang lain pada anak yang sama. Hasil MIR juga dinamis tidak statis.

Setelah mengetahui gaya belajar siswa dari MIR, guru harus menerapkan strategi atau metode mengajar yang tepat. Apabila metode yang dipilih guru dalam mengajar sesuai dengan gaya belajar siswa, maka proses pembelajaran akan berhasil. Guru dapat memilih dan menyusun metode-metode mengajar yang sesuai dengan gaya belajar secara acak dan berganti-ganti, kemudian menuliskan dalam sebuah perencanaan pembelajaran. Ketika dalam sebuah kelas terdapat 30 siswa lebih, maka guru harus menggunakan metode mengajar yang beragam untuk melayani setiap gaya belajar siswa. Menurut Pak Munif Chatib dalam buku Gurunya Manusia ternyata setiap metode mengajar itu memiliki beberapa pendekatan multiple intelligences. Menjadi Guru yang betul-betul mendidik memang tidak mudah namun kita harus terus berusaha meningkatkan spiritualitas juga strategi mengajar yang tepat agar ilmu kita bisa bermanfaat berkah dunia akherat, semoga...Amin...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar