KRITERIA PEMIMPIN


" KRITERIA PEMIMPIN "

Penulis : Dr. H. Irfan Soleh, S.Th.I., MBA.

Pengajian Tafsir Jalalain santri Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis saat ini sudah sampai pada pembahasan kisah Bani Israil dan Thalut. Kisah ini terekam di dalam QS Al Baqarah ayat 246 sampai ayat 252. Prof Wahbah Az Zuhaili dalam tafsir al Munir membagi kisah ini kedalam 2 judul yaitu pertama kisah nabi samuel, raja thalut dan keengganan bani israel untuk berjihad untuk ayat 246 sampai 247 dan kedua pembuktian kelayakan thalut menjadi raja, ujian yang diberikan kepada pengikutnya dan jumlah besar dikalahkan jumlah kecil untuk ayat 248 sampai 252.

Pada tulisan ini kita akan membahas pelajaran yang bisa kita ambil dari ayat 246 sampai 247 QS Al Baqarah terlebih dahulu. Diantara ibroh yang bisa kita petik dari ayat diatas adalah terkait kepemimpinan. Kisahnya berawal dari sekelompok orang dari Bani Israel sesudah zaman Nabi Musa berkata kepada Nabi Samuel meminta untuk dipilihkan pemimpin bagi mereka untuk berjihad dijalan Allah. Keinginan mereka untuk berjihad sebenarnya diragukan oleh Nabi Samuel dan ternyata benar saja kebanyakan mereka berpaling ketika datang kewajiban berperang kecuali hanya sedikit saja dari mereka.

Nabi Samuel kemudian memilih Thalut sebagai raja dan panglima perang untuk mereka. Namun bani israel tidak setuju dengan pilihan tersebut alasannya karena Thalut bukan keturunan raja maupun Nabi dan ia tidak mempunyai banyak harta alias miskin. Kriteria pemimpin menurut Bani israel harus bangsawan dan kaya bahkan kekayaan menjadi alat ukur utama nya. Lantas kenapa Thalut yang dipilih oleh Nabi Samuel? Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan ada 2 alasannya yaitu keluasan ilmu dan kekuatan fisik (Bastotan fil ilmi wal jismi).

Kekuasaan bukan diwariskan secara turun temurun dan tidak ditentukan dengan kekayaan seseorang, melainkan ditentukan dengan kecakapan, ilmu, keterampilan, kekuatan kepribadian, dan keteguhan kemauan. Jadi pelajaran dari kisah yang dituturkan diayat diatas adalah yang berhak/ pantas menjadi pemimpin adalah orang yang punya ilmu, agama dan kekuatan bukan dilihat dari nasabnya atau kekayaannya meskipun Pada akhirnya Allah SWT memberikan kerajaan-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki.


Pesantren Raudhatul Irfan 

6 Juni 2021




Tidak ada komentar:

Posting Komentar