UJIAN KETAATAN, KELAS SEMBILAN DAN KELULUSAN


 

UJIAN KETAATAN, KELAS SEMBILAN DAN KELULUSAN

Penulis : Dr. H. Irfan Soleh, S.Th.I., MBA.


Kisah Bani Israel dan Thalut pun berlanjut. Di tulisan sebelumnya disebutkan bahwa Bani Israel tidak terima dengan terpilihnya Thalut menjadi raja mereka. Dengan sangat keras mereka membangkang. Kemudian di QS Al Baqarah ayat 248 mengisahkan pembuktian kelayakan Thalut menjadi raja dengan indikatornya adalah kembalinya tabut pada mereka. Tabut menurut tafsir al munir adalah kotak penyimpanan Taurat, ia terbuat dari kayu yang disepuh emas. Bani Israel membawa tabut ke barisan depan pasukan ketika berperang sehingga mereka merasa tenang dan dijadikan spirit untuk mendapatkan kemenangan.

Para Malaikat membawa tabut ke Thalut sebagai bentuk pemuliaan terhadapnya. Akhirnya Bani Israel mau mengakui Thalut sebagai raja dan siap berperang dibawah kepemimpinannya. Thalut kemudian memilih 70.000 atau 80.000 pemuda Bani Israel. Yang akan mereka hadapi adalah raja Jalut yang punya kekuatan perang yang luar biasa, sehingga Thalut harus memilih tentaranya yang betul-betul punya kebulatan tekad untuk berperang. Akhirnya thalut menguji pasukannya.

Ujian bagi tentara Thalut dikisahkan dalam QS Al Baqarah ayat 249. mereka diuji dengan sebuah sungai yang akan mereka lalui di tengah perjalanan menuju musuh nanti. Meskipun kondisi cuaca sedang sangat panas dan pastinya kehausan, mereka dilarang meminum air sungai tersebut bahkan mencicipinya meskipun mereka diberi keringanan bagi yang hanya menciduk dengan tangannya untuk membasahi kerongkongannya dan melenyapkan sedikit rasa dahaga. Hasil ujian tersebut semuanya minum sepuasnya karena iman mereka lemah kecuali hanya sedikit dari mereka yang tulus mengikuti perintah pemimpin. Di tafsir jalalain disebutkan jumlah tentara yang lulus ujian ini hanya tiga ratusan saja. 

Salah satu syarat utama untuk menang adalah  pasukan harus benar-benar patuh kepada pemimpin. Jumlah tentara yang sedikit tapi patuh dan teruji lebih baik dari pada banyak namun tidak ada kepatuhan apalagi selalu kalah tidak bisa melewati ragam ujian. Kisah ujian ketaatan ini sedang kami coba pada santri pesantren Raudhatul Irfan yang saat ini kelas sembilan. Ujian sekolah mereka sudah selesai namun mereka masih diwajibkan untuk mengikuti ujian kepesantrenan. Siswa lain sudah riuh gembira dengan kabar kelulusan, mereka masih berjibaku menyiapkan wisuda kitab kuning dan tahfidz Qur'an. Mereka saat ini sedang diuji dengan ujian ketaatan. Akankah mereka lulus dan menang? Semoga...Amin...


6 Juni 2021

Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar