Sabtu, 18 Maret 2023

Ibrotunnamlah dan Ukhuwah Ma'hadiyah


Ibrotunnamlah dan Ukhuwah Ma'hadiyah

Penulis : Irfan Soleh


Komunitas semut adalah serangga paling kecil yang diungkap sekaligus dijadikan salah satu nama di dalam Al-Qur'an. Didalam sebuah hadits riwayat Ibnu Majah Rasululloh SAW melarang membunuh 4 macam binatang salah satunya adalah semut. Rasulullah SAW pernah marah sekali karena ada salah seorang sahabat yang membakar sarang semut. Sesungguhnya Rasulullah SAW mengajak kita untuk menyadari bahwa Allah SWT tidaklah menciptakan hewan untuk kesia-siaan. Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari komunitas semut? Adakah kaitannya ibrotunnamlah (pelajaran tentang semut) dengan ukhuwwah ma'hadiyah?

Di dalam al-Qur'an surat An Naml ayat 18 diungkapkan secara khusus prilaku semut yang tentu sangat berharga jika dijadikan pelajaran oleh umat manusia. Ayat tersebut berbunyi yang artinya; " hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut, ' Hai semut-semut, masuklah kedalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari'." Menurut Prof. Dr. KH. Nasarudin Umar, M.A, semut itu hidup dalam kelompok dan koloni, semut tidak pernah hidup sendiri-sendiri, ia selalu bersama kelompoknya dan dalam ayat diatas Allah SWT menunjukan bagaimana kekompakan semut dan koordinasi yang bagus dari kalangan hewan.

Menurut penelitian, semut akan mati ketika ia dipisahkan dari koloni nya meskipun diberi makan yang melimpah. Hal ini sejalan dengan Perintah Nabi SAW kepada kaum mumin, sebagaimana diisyaratkan dalam sebuah hadits, " seorang mu'min bagi mu'min yang lainnya adalah seperti bangunan yang saling menguatkan satu sama lain, kemudian Nabi menggenggam jari jemarinya" (H.R al Bukhari). Selain itu semut juga termasuk hewan yang memiliki toleransi yang sangat tinggi. sangat menjaga persaudaraan sehingga apabila salah seorang anggota koloni kelaparan maka semut yang lain akan bahu membahu membantunya. Semut tidak serakah dengan memakan sendiri apa yang dia dapat. semut selalu berbagi bersama temannya dalam mencari dan menikmati makanan. Hal ini juga diisyaratkan Nabi di dalam sabdanya, "tidak boleh seorang mukmin menyimpan sesuatu yang mengenyangkan, sementara tetangga disampingnya kelaparan" (H.R. Thabrani)

Baik menurut al Qur'an, hadits maupun peneliti menemukan bahwa komunitas semut memiliki banyak keistimewaan. Komunitas semut konsisten menempuh garis perjalanan, tidak terpisah-pisah. setiap kali berpapasan satu sama lain saling menyapa. jika ada diantaranya yang sakit diangkut ramai-ramai di bawa ke sarang. Ahli biologi juga mengungkapkan bahwa solidaritas komunitas semut itu sangat tinggi. Mereka tunduk kepada pimpinan dan sebaliknya pimpinannya juga sayang terhadap komunitasnya. Intinya semut memberikan pelajaran tentang kerjasama dan solidaritas. Bagaimana dengan pesantren? Ratusan pesantren yang ada di kabupaten Ciamis jangan kalah sama semut, Komunitas atau forum silaturahmi pondok pesantren harus belajar dari komunitas semut yang digambarkan diatas.

Pesantren juga tidak bisa hidup sendiri-sendiri, harus berkelompok, harus berjama'ah. Layaknya semut, Pesantren juga harus kompak dan punya koordinasi yang baik satu sama lain. Pesantren harus saling menguatkan satu sama lain. Pesantren harus menjaga tali persaudaraan. Pesantren harus mempererat ukhuwah dari mulai ukhuwah imaniyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah basyariyah, ukhuwah makhluqiyah dan tentu saja ukhuwah ma'hadiyah. FSPP harus menjadi motor penggerak Ukhuwah ma'hadiyah yang didalamnya seperti yang digambarkan hadits yaitu seperti bangunan yang saling menguatkan satu sama lain. Solidaritas antar pesantren tentu jangan kalah sama solidaritas komunitas semut, dari ibratunnamlah untuk ukhuwwah ma'hadiyah.


Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 16 Maret 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar