Aktifasi Atmosfir Kampung Inggris
Irfan Soleh
SMPIT-SMAIT IRFANI QBS terus berupaya meningkatkan skill bahasa inggris siswa siswinya. Banyak hal yang kami lakukan dari mulai mengupayakan buku yang dipakai di sekolah juga kitab yang dikaji dipesantren berbahasa inggris juga program-program yang bisa meningkatkan fluency atau kefasihan dalam berbahasa Inggris. Salah satu yang kami lakukan adalah dengan mengunjungi, membaca dan berupaya memahami bagaimana atmosfir bahasa inggris bisa hidup di sebuah kampung yang terletak di desa tulungrejo dan desa pelem, Pare, Kediri. Kampung tersebut terkenal dengan kampung inggris. Apa yang bisa kita baca dari fenomena kampung tersebut? bisa kah kita mengaktifasi atmosfir kampung inggris ke Ciamis atau ke daerah dan lembaga pendidikan lainnya? Bagaimana Caranya?
Kita cerita dan nostalgia dulu sebentar ya. Jam 9 malam kami berangkat menggunakan kereta malabar sampai di kediri jam 4 subuh. Kabut yang menyelimuti kediri tidak menyurutkan langkah kami menuju kampung inggris. Destinasi pertama kami menemui alumni Pesantren Raudhatul Irfan yang sedang kursus bahasa arab persiapan menuju timur tengah. Kami istirahat sebentar dan menyewa sepeda motor agar bisa berkeliling ke berbagai lembaga kursus sambil mengamati corak dan kekhasan setiap lembaga yang kami kunjungi. Ingatan pun melayang ke tiga belas tahun yang lalu dimana dulu pernah berjuang mengejar nilai TOEFL dan IELTS untuk persyaratan kuliah di International Islamic University Malaysia (IIUM).
Tujuan awal ke kampung inggris tentu bukan untuk nostalgia, akhirnya kami mulai keliling dimulai dengan sarapan nasi pecel yang ngangenin. Apakah semua lembaga bisa kami kunjungi? tentu tidak kawan karena di kampung inggris ini di tahun 2020 ada sekitar 250 lembaga kursus bahasa inggris meskipun hasil wawancara kami menunjukan penurunan drastis dikarenakan pandemi hingga kurang lebih menjadi 190-an lembaga kursus di tahun 2023 ini. Poin pertama yang menjadi magnet dari pare sehingga mendapat julukan kampung inggris adalah ekosistem nya menjadi tercipta karena kuantitas lembaga banyak maka vibes bahasa inggrisnya menjadi dapet banget. Ekosistem, Vibes, Circle atau lingkungan yang mendukung itu yang menjadi salah satu rahasia keberhasilan kampung inggris pare
Ekosistem, vibes, circle, atmosfir atau lingkungan yang mendukung saja tentu tidak cukup tetapi harus ada kesadaran dari pelajar nya untuk mau belajar dan mempraktekan bahasa inggris senada dengan istilah practice makes perfect. Sehingga sebenarnya meskipun tidak berangkat dan belajar langsung di Pare asalkan kita bisa menciptakan ekosistem dan lingkungan yang mendukung praktek berbahasa inggris di Ciamis pun bisa jadi kampung inggris. Pesantren Raudhatul Irfan terus berupaya menciptakan ekosistem dan atmosfir praktek bahasa inggris para santrinya. Pesantren itu sangat memungkinkan karena sudah boarding berarti english camp atau english area sangat mungkin diciptakan.
Belajar dari sejarahnya Mr Kalen Osein, Founder Basic English Course yang mengawali kursus bahasa inggris di Pare sekitar tahun 1977, beliau adalah seorang santri yang belajar bahasa Inggris pada Kyai Yazid. Kegiatan Belajar Mengajar yang intensive di sebuah serambi Mesjid lah yang menjadi cikal bakal keberhasilan kampung inggris sekarang. Mendengar cerita dari salah satu muridnya yang ikut membantu beliau lebih dari 10 tahun, ternyata metode pengajaran Mr Kalen diakui oleh pakar bahasa luar negeri. Sejarah tersebut harus menjadi motivasi bagi para santri dan civitas pesantren untuk menciptakan metode dan ekosistem pembelajaran bahasa asing di pesantrennya masing-masing. Kami akan terus berupaya mengaktifasi atmosfir bahasa inggris dengan cara belajar, membaca, memahami beragam metode ala kampung inggris dan mempraktekannya di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, semoga...Amin...
Kereta Mutiara Selatan, 5 Maret 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar