Tafsir Hida'i Sebagai Tawaran Tafsir Masa Kini


Tafsir Hida'i Sebagai Tawaran Tafsir Masa Kini

Penulis : Irfan Soleh


Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad dalam buku nya yang berjudul Ilmu Al Qur'an menjelaskan bahwa Al Qur'an itu ibarat berlian yang mempunyai banyak sisi. Jika dipandang dari satu sisi, ia akan menampakan keindahan tersendiri dan jika dilihat dari sisi yang lain akan tampak keindahan yang lain. Menurut beliau setidaknya al Qur'an dapat dilihat dalam tiga dimensi yaitu pembacaan teks, penulisan teks dan pemahaman teks. Dalam konteks pemahaman teks, Dr. KH. Ahsin Sakho menawarkan corak tafsir baru untuk zaman sekarang yang beliau namakan tafsir hida'i dan juga beliau memberi masukan atau catatan penting untuk kajian tafsir para santri di Pesantren. Apa yang dimaksud Tafsir Hida'i? Relevankah Tafsir hida'i untuk masyarakat era medsos saat ini?

Para ulama telah melahirkan beragam corak tafsir seperti lughowi, balaghi, bayani, nahwi, tasyri'i (fiqih), sufi, falsafi, adabi ijtima'i dan lain sebagainya. Kemudian dari sisi metodologi (manhaj) tafsir pun beragam, kalau mengacu pada teori yang dikembangkan oleh Dr. Abdul Hayy al Farmawi, ada tafsir tahlili (analisis), Maudhu'i (tematik), ijmali (global), dan muqoron (komparatif). Cara penuangannya pun beragam ada yang mausu'i (ensiklopedis), ada yang mutawassith (pertengahan), dan ada yang mukhtashor (ringkas). Menurut Dr. KH Ahsin Sakho, Kitab-kitab tafsir dengan beragam corak, metodologi maupun cara penuangannya tersebut merupakan khazanah keilmuan yang sangat luar biasa. Kitab-kitab tersebut masih dibutuhkan sebagai rujukan utama bagi penafsir yang datang setelahnya

Masyarakat saat ini hidup pada era media sosial dan ternyata ada pengaruh yang signifikan pada masyarakat terutama dalam hal membaca. Masyarakat era medsos umumnya menghendaki pesan singkat dan padat untuk dibaca dan kurang berminat membaca tulisan yang panjang apalagi kitab yang berjilid-jilid. Sehingga dalam konteks memahami al Qur'an pun, ada kebutuhan akan tafsir yang sederhana, uraiannya tidak panjang lebar, bahasanya gampang dicerna, dan yang paling penting menurut Dr. KH. Ahsin Sakho ada unsur hida'i nya atau unsur sisi hidayah pada setiap ayat nya. untuk merespon perubahan zaman tersebut, beliau menawarkan Tafsir Hida'i Ringkas

Setidaknya ada enam hal yang Dr. KH. Ahsin Sakho tawarkan dalam metode penulisan tafsir hida'i yaitu pertama, uraiannya ringkas, padat, dan tepat sasaran. Kedua, yang ditampilkan adalah ayat-ayat yang diuraikan. Ketiga, menguraikan latar belakang ayat tersebut. Keempat, menggunakan metode tafsir ijmali yang bebas. tidak terikat dengan pengertian akar kata pada satu ayat, tapi yang penting substansinya. Kelima, tidak menguraikan arti setiap kata dari kajian bahasa, apalagi menggunakan teori ilmu nahwu sharaf atau mengetengahkan pendapat para ulama di satu bidang bahasan sepeerti tauhid atau fiqih atau lainnya dan Keenam, di akhir penafsiran akan ditampilkan unsur hida'i dari ayat yang ditafsirkan

Dr. KH. Ahsin Sakho memberikan dua contoh unsur hida'i dalam bukunya yaitu unsur hida'i Tafsir QS An Nas dan QS An Nashr. Contoh dalam menafsirkan QS An Nas beliau memaparkan dulu secara umum dengan ringkas kemudian menjelaskan bagaimana cara-cara setan memperdayai manusia dalam poin-poin ringkas, kemudian cara menyelamatkan diri dari godaan setan dan di akhiri dengan unsur hida'i surat An Nas yang beliau paparkan dalam tiga poin yaitu Pertama, Setan adalah penggoda manusia terlicik; ia mengajak mereka untuk tidak taat kepada Allah SWT. Kedua, cara setan menggoda manusia sangat halus, manusia harus waspada dan Ketiga, manusia perlu meminta perlindungan kepada Allah dari godaan setan. Terlihat dari contoh diatas penjelasannya ringkas, padat dan tepat sasaran sehingga corak tafsir hida'i ini cocok untuk di konsumsi masyarakat umum. Bagaimana untuk para pengkaji tafsir di pesantren? beliau pun memberi masukan yang sangat bagus, nanti kita ulas dalam tulisan selanjutnya.


Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 6 Februari 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar