Novel Biografi Para Kyai


" Novel Biografi Para Kyai "

Penulis : Irfan Soleh

Liburan lebaran harus diisi dengan kegiatan bermanfaat. Tidak hanya diisi dengan silaturahmi tetapi juga bisa dipergunakan untuk membaca buku yang bisa memotivasi diri menjadi lebih baik contohnya seperti Novel Biografi. Novel adalah salah satu jenis karya sastra yang ringan dibaca namun syarat pesan dan makna. Novel mempunyai banyak jenis seperti Novel psikologis, Novel Sejarah, Novel heroistik, Novel argumentatif dan lain-lain. Saat ini saya sangat menyukai Novel Biografi khususnya yang membahas tentang perjalanan Para Kyai. Apa kelebihan novel biografi kyai? Inspirasi apa saja yang bisa kita dapatkan dari novel tersebut?

Ditengah perayaan lebaran, penulis hampir mengkhatamkan Novel biografi Buya Hamka setelah sebelumnya khataman novel biografi guru-guru kami yaitu KH Khoer Affandi dan KH Wahab Muhsin. Secara pribadi saya sangat berterima kasih kepada para penulis novel tersebut yaitu diantaranya, Kang Fauz Noor dan A. Fuadi. Jujur saya sangat terinspirasi dengan novel biografi para kyai karena ketika membaca tiap lembar novel tersebut saya serasa masuk hidup dan ikut membersamai perjalanan para kyai yang sangat saya kagumi.

Novel Uwa Ajengan Manonjaya, Pak Wahab Sukahideung juga Buya Hamka mengajarkan kita bahwa kesuksesan itu tidak datang tiba-tiba tetapi ibarat santan kelapa, ia harus melewati proses yang tidak mudah di belah, dibanting, diparut, hingga diperas sampai keluar santannya. Begitupun nama besar para Kyai kita melewati proses yang tidak mudah merinding saya membacanya bagaimana perjalanan panjang dan berliku para kyai kita dalam berdakwah bagaimana kesabaran tingkat tinggi sangat diperlukan dalam proses pengabdian untuk ummat bentuk penghambaan pada Allah SWT.

Tidak hanya inspirasi tetapi juga motivasi untuk beraksi yang muncul setelah kita membaca novel biografi para kyai tersebut. Semangat juang kita bergolak memompa darah muda kita untuk ikut berjuang mengabdi memberi manfaat pada ummat. Tentu saat ini kita punya tantangan yang berbeda tidak seperti para kyai yang hidup dimasa sebelum kemerdekaan yang tantangannya penjajah yang terlihat langsung. Kita saat ini hidup dimasa 'penjajahan' yang tidak terlihat oleh mata namun bisa kita rasakan bahayanya yaitu penjajahan budaya, penjajahan ekonomi dan lain sebagainya.

Sekarang mari kita evaluasi diri kita sendiri, kita yang bermimpi ingin menjadi kyai, sudahkah kita mencontoh perjuangan guru-guru kita? Atau malah kita dininabobokan oleh zona nyaman 'kemerdekaan'? Karya apa yang sudah kita berikan untuk ummat? Para ulama mengajarkan kita untuk mengabdi pada negeri memberikan sumbangsing ide pemikiran gagasan dan aksi nyata berupa pengabdian, pengabdian yang disertai keikhlasan baik disampaikan lewat lisan, tulisan hingga teladan. Sudahkan kita mencontoh mereka? Lihat proses, motivasi disertai aksi, hingga evaluasi diri itu yang saya dapatkan setelah membaca novel biografi Para Kyai, semoga kita bica mengikuti jejak langkah guru-guru kita, amin...


Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 3 Mei 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar