UPPO & WOF


UPPO & WOF

Penulis : Irfan Soleh

Kami terus berikhtiar merubah limbah aren menjadi pundi-pundi rupiah. Kami menjadi akrab dengan istilah Waste to Food dimana limbah kami jadikan media jamur merang, saat ini pun kami sedang berupaya merubah limbah menjadi energi atau istilahnya waste to energy. Hari ini pemerintah melalui Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian bekerja sama dengan anggota komisi IV DPR RI KH Asep Maoushul Affandi mengadakan pengawalan dan bimbingan teknis terkait UPPO yang bertempat di Madrasah Agriculture Banyulana . UPPO adalah Singkatan dari Unit Pengolahan Pupuk Organik dan WOF adalah singkatan dari  Waste to Organic Fertilizer. Bagi kami UPPO merupakan bagian dari ikhtiar merubah limbah menjadi pupuk organik (WOF). 

Setidaknya ada dua hal yang melatarbelakangi program UPPO yaitu kondisi lahan sawah produktif saat ini sebagian besar telah mengalami kerusakan atau degradasi penurunan kesuburan. Untuk di pulau jawa termasuk Jawa Barat kandungan bahan organik sawah kurang dari 2%. Kemudian latar belakang program UPPO yang kedua adalah sebagai salah satu upaya untuk mengembalikan kualitas lahan pertanian dengan pemberian pupuk organik. Tujuan UPPO pun ada 2 yaitu memproduksi pupuk organik secara in site dan mendukung peningkatan produksi, produktifitas, mutu hasil serta memberikan nilai tambah dan peningkatan pendapatan petani.

Ada 7 komponen Unit Pengolahan Pupuk Organik yaitu 1) Lahan untuk bangunan kandang dan rumah kompos sekitar 250 m, 2) Bangunan rumah kompos minimal luasnya 50 m; kerangka bangunan dibuat permanen dengan dinding setinggi minimal 1,5 m, 3) Kandang komunal, 4) Bak Fermentasi, 5) ternak berupa sapi 8 ekor, 6) Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO); kapasitas motor penggerak memiliki daya minimum 8,5 HP dan memiliki sertifikat SNI, 7) kendaraan roda 3 minimal 140 cc. Total Anggaran yang diberikan harus mencukupi untuk memenuhi ke 7 komponen tersebut. Kalau kurang ya ditambahin sendiri oleh kelompok tani nya.

Program ini sangat bagus hanya saja tentu dilapangan banyak sekali kendalanya salah satunya adalah dalam hal pemasaran pupuk organiknya. Memang pupuk organik hasil UPPO ini diperuntukan bagi lahan milik anggota kelompok tani nya namun untuk menutupi biaya operational nya tentu harus punya dana lain atau dana sampingan. Sehingga dilapangan banyak kelompok tani yang sulit mengembangkan UPPO ini kalau hanya mengandalkan dari hasil UPPO saja. Namun dari sekian kekurangan yang ada, kami tetap bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah yang telah berupaya membuat beragam program untuk meningkatkan produktifitas pertanian. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada Guru kami Eyang KH Asep Maoshul yang telah memfasilitasi program ini, jazakumulloh ahsanal jaza. Insya Allah kami akan buktikan bahwa UPPO kelompok Tani Jaya akan terus berjaya dan memberi manfaat bagi sesama, semoga..Amin...


Kelompok Tani Jaya Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis , 6 September 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar