REKREASI ; KEBUTUHAN DAN INTISARI



" REKREASI ; KEBUTUHAN DAN INTISARI "

Penulis : Heri Siswanto

Hari ini, kami para santri ikhwan Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis rekreasi selepas ujian dan wisuda. Keceriaan mereka seakan menyampaikan bahwa mereka sangat gembira. Bila dilihat, waktu pulang dan libur mereka memang tak banyak. Tapi meski setitik, rasa lelah dari proses belajar yang panjang sepertinya selalu dapat terbayarkan dengan reward dari Lembaga yang konsisten untuk menyempatkan santri rekreasi saat waktu liburan.

Teori kebutuhan Mashlow meruntut bahwa rekreasi adalah apresiasi terhadap diri sendiri yang termasuk dalam esteem needs bahkan sejajar dengan prestasi. Sedangkan Teori Mike menempatkan rekreasi sebagai kebutuhan tersier yang penting dan perlu diperhatikan. Bagaimana tidak? Siapa orangnya yang tak butuh rekreasi? Sebagai manusia, kita butuh rekreasi untuk sekedar melepas penat dari aktifitas. Tua, muda, belia, setiap orang bahkan memerlukannya. Rekreasi sering disebut dengan liburan. Hal ini boleh jadi karena kebanyakan proses rekreasi bisa terlaksana di waktu libur. Rekreasi juga erat kaitannya dengan bermain bagi anak, karena salah satu manfaat proses rekrasi adalah edukatif dan kuktural.

Yayasan Pengembang Anak Indonesia (2016) melansir 'Dunia anak adalah dunia main". Main yang seperti apa dulu? Main sendiri berasal dari kata 'Bermain' yang mengarah pada sebuah proses yang mengasyikan dan mengembirakan. Sedangkan apabila ditinjau dari sisi makna 'Main' in English berarti Inti sari. Bermain tidak melulu membuang waktu tanpa manfaat. Menurut Bimba AIUEO (2019) dalam laman resminya menyampaikan bahwa dengan anak bermain mereka mendapatkan minimal 4 hal meliputi (1) merangsang perkembangan fisik; (2) perkembangan motorik; (3) kognitif dan (4) sosial emosional.

Secara simpulan, setiap hari para santri di Pesantren dan Sekolah 'bermain', yang mana tentu dengan makna yang mendalam. Menjadi sebuah tanggung jawab bagaimana setiap pembelajaran di kami, dapat terlaksana dengan proses yang mengasyikan dan mengembirakan agar hak-hak anak tidak terampas dan hilang. Bagaimana setiap kegiatan memiliki makna dan intisari agar stigmasi dunia anak dunia main dapat secara konotatif teralisasikan dengan penuh pembelajaran. Adapun rekreasi adalah reward dan stimulan agar santri lebih bersemangat menyongsong pembelajaran! Dalam hal lain aktifitas diluar seperti rekreasi diharapkan dapat lebih efektif untuk merangsang imajinasi dan melatih motorik santri.

wallahu a'lam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar