Tugas Manusia, Ibadah Dan Kalimah Toyyibah

TUGAS MANUSIA, IBADAH DAN KALIMAH TOYYIBAH

 Penulis : Dr. H. Irfan Soleh, S.Th.I., MBA.

Pada tulisan sebelumnya kita sudah membahas Tugas Manusia, Ma'rifah dan Kalimah Toyyibah dengan dalil QS AdDzariat ayat 56. Sekarang pun kita akan membahas ayat yang sama namun dengan penafsiran yang berbeda pada kata liya'buduni-nya. Kalau dalam kitab miftahussudur, liya'buduni dimaknai liya'rifuni sehingga tugas manusia dihubungkan pada ma'rifah dan salah satu caranya dengan dzikir kalimah toyyibah berthoriqoh. Sekarang bagaimana KH Khoer Affandi atau Ua Ajengan Miftahul Huda Manonjaya menafsirkan ayat tersebut? Bagaimana relasinya dengan kalimah toyyibah?

Modal hirup (modal kehidupan) adalah salah satu judul Riyadhoh KH Khoer Affandi yang terekam dalam buku Mutiara Hikmah; Jalan untuk mencapai derajat kewalian. Beliau menjelaskan bahwa Jin dan Manusia lah yang akan dimintai pertanggungjawaban nanti di akherat sebagai konsekwensi dari penerimaan Amanah (agama) sebagaimana terekam dalam QS al ahzab ayat 72. Allah SWT menciptakan Jin dan Manusia untuk beribadah kepada-Nya. Menurut Ua Ajengan ada dua makna dalam QS Ad-Dzariat ayat 56 yaitu Ibadah harus karena Allah dan hanya Allah yang sah untuk diibadahi.

Ibadah itu cakupannya luas sehingga menurut KH Khoer Affandi amal bisa dinilai sebagai ibadah apabila memenuhi 3 syarat yaitu pertama pekerjaannya berbentuk ibadah baik mahdhoh maupun ghoer mahdhoh, kedua pekerjaan yang dilakukan harus sesuai dengan aturan Allah SWT dan ketiga harus diniatkan untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. Kemudian beliau merumuskan kalimah toyyibah dengan terjemah sunda nya yang khas agar amal yang kita lakukan bisa bernilai ibadah. Kalimah toyyibah yang dimaksud adalah lailahaillalloh la maujuda, la ma'buda, la mathluba dan la maqshuda illalloh.

La maujuda illalloh; tidak ada yang maujud (wujud haqiqi) kecuali Allah, la ma'buda illalloh ; tidak ada yang berhak diibadahi atau disembah kecuali Allah, la mathluba illalloh; tidak ada yang berhak ditaati perintah dan larangannya kecuali perintah dan larangan Allah, la maqshuda illalloh; tidak ada yang kita tuju kecuali Ridho Allah SWT. Setelah salikin mengikrarkan yang empat hal tersebut dilanjut dengan ikrar bismillahi tawakkalna 'alalloh lahaola wala quwwata illa billah astagfirulloh al adzim 3x wa atubu ilaih. Amalan yang dimulai dengan ikrar tersebut, insya Allah akan  menjadi amal yang maqbul, ikhlas dan tawakkal. 


Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis 27 Juli 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar