Sejarah Singkat dan Sanad Keilmuan Pesantren Raudhatul Irfan

 


Sejarah Singkat dan Sanad Keilmuan Pesantren Raudhatul Irfan

Penulis : Dr. H. Irfan Soleh, S.Th.I., MBA.

Pesantren Raudhatul Irfan sebagai lembaga formal berdiri pada tahun 2017 berdasarkan surat yang dikeluarkan oleh kementrian agama. Namun sebenarnya peletakan batu pertama proses pembangunannya sudah dimulai dari tahun 2014. Sejak awal sudah diniatkan untuk membangun pesantren meskipun yang pertama kali dibangun pada tahun 2014 adalah toko Varissa Collection dan Sri Mart, unit usah untuk menopang pendanaan pesantren. Pada 2 september 2014 kemudian dimulai pembangunan kobong atau asrama dan 8 desember 2015 sudah melakukan pengecoran lantai dua sejajar dengan toko varissa dan sri mart

Tahun 2015 sampai 2017 kami mulai dengan berdagang dan mengajar di beberapa kampus sambil melanjutkan kuliah S 3 kemudian tahun 2017 bulan juli mulai ada santri yang mengaji sebanyak 2 orang titipan dari mertua sampai kurang lebih ada 15 santri sampai akhir tahun 2017. 6 dari 15 santri tersebut lulusan SMA dan sisanya usia SMP. Keenam santri pertama tersebut termasuk saya di fokuskan belajar metode Qiroati sampai lulus mendapatkan syahadah sehingga melalui KH Yusuf Amin sanad kami tersambung ke KH Dahlan Salim Zarkasyi. Baru pada tahun 2018 kami membuka sekolah formal SMPIT Irfani Quranicpreneur Bilingual School dengan jumlah murid sebanyak 16 orang sehingga santri kami berjumlah 31 orang. Tahun 2019 kami mulai membuka SMAIT IQBS dan alhamdulillah sampai pada tahun 2021 jumlah santri kami mencapai 150 santri

Setelah mengupas sejarah singkat, hal penting lainnya adalah terkait dengan sejarah sanad keilmuan. Alhamdulillah saya lahir dikampung yang dikelilingi banyak pesantren sehingga semenjak sekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) saya sudah mengenyam pendidikan agama. Ibu I’anah dan Bapak Suryo, kami memanggilnya Ua Ia dan Ua Uyo, adalah guru ngaji pertama yang mengajarkan saya baca Qur’an metode cacarakan atau metode bagdadiah. Kemudian dilanjutkan ke pesantren Darul Mubtadi’in 2 asuhan KH Ahmad Djalil dan Hj Iik, kami memanggilnya Ua Ahmad dan Ua Iik dan tentu tidak lepas dari bimbingan Keluarga Besar Darul Mubtadi’in 1 yaitu KH Memed Irfan Rasyid dan Kiai Zanal Furqon

Kemudian saya melanjutkan ke Pondok Pesantren Mathlaul Khoer asuhan KH Yusuf Faqih sambil sekolah di MTsN Cintapada meskipun hanya satu semester, semester kedua saya pindah ke Pesantren Sukahideng Singaparna sambil sekolah di MTsN Sukamanah selama 3 tahun dan melanjutkan ke Pesantren Alhasan sambil sekolah di MAN 2 Ciamis selama 3 tahun. Dari Al Hasan sanad saya tersambung ke KH Khoer Affandi Miftahul Huda manonjaya. Kemudian selama kuliah di Tafsir Hadits UIN Jakarta, saya mengaji sebagai santri muntasib di Pesantren Darussunnah asuhan Prof KH Ali Mustofa Ya’qub selama 3 tahun. Pada tahun 2005 memasuki semester kedua perkuliahan kalau tidak salah, saya di pertemukan dengan KH Taufiqul Hakim pada acara seminar Metode Amtsilati di Gedung Kementrian Pertanian. Saya sangat tertarik dengan metode baca kitab kuning tersebut sampai pada akhirnya saya memutuskan liburan semester 2 berangkat ke jepara untuk mendalami Metode Amtsilati. Di pesantren inilah saya mengenal Toriqoh.

Singkat Cerita kemudian saya melanjutkan S 2 di International Islamic University Malaysia dan S 3 di Universitas Padjajaran bandung. Awal masuk S 3 pada tahun 2015 sambil merintis Pesantren Raudhatul Irfan. Sanad Tasawuf saya bersambung ke Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiah Suryalaya Sirnarasa. Melalui Pengajian Pasaran, mudah-mudahan Sanad fiqih saya tersambung ke Pesantren Miftahul Huda Utsmaniah dan Sanad Ushul Fiqih ke Pesantren Darul Ulum Petir. Perjalanan ini bagi saya Anugrah yang luar biasa yang harus di syukuri, sehingga insya Allah pada tanggal 14 Maret 2021 kami akan mengadakan Tasyakur Milad pesantren Raudhatul Irfan yang ke 3 sekaligus Tasyakur Khotmil Qur’an Metode Qiro’ati dan Wisuda Metode Amtsilati. Alhamdulillah akan dihadiri oleh Guru-guru kami tercinta dimana sanad keilmuan kami tersambung. Seorang ulama tabiin, Muhammad bin Sirin, rahimahullah, berkata: Sesungguhnya ilmu itu agama, Karena itu, perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar